Sejarah perkapalan yang pertama kali tercatat mungkin adalah sejarah Nabi Nuh pada saat banjir besar melanda bumi, dimana sejarah tersebut tercatat pada kitab-kitab suci beberapa agama di dunia ini.
Tetapi dari sejarah ilmu perkapalan sendiri, kapal pada masa dahulu diperkirakan dibuat secara try & error oleh suku-suku yang tinggal disekitar pantai dan perairan, dimana semua aspek mulai dari material lambung, system penggerak dari dayung, layar sampai mesin dsb, serta system kemudi, stabilitas dll dimulai dengan percobaan-percobaan yang dilakukan oleh pembuat kapal (craftman) pada saat.
Pada abad ke-17 dimana Isaac Newton dan banyak ahli metamatika mulai meletakkan dasar-dasar pengetahuan yang kemudian dijadikan dasar pengembangan ilmu terapan termasuk juga ilmu perkapalan. Pierre Bouguer diakui sebagai bapak perkapalan modern, dimana pada tahun 1746 dengan dia terbitkan buku “Traite’ du Navire”. Dalam buku ini Bouguer meletakkan pondasi dari banyak aspek perancangan kapal (naval architect) yang kemudian dikembangkan pada abad ke-18 oleh Bernoulli, Euler dan Santacilla. Lagrange dan ilmuwan lain juga membuat banyak kontribusi tetapi penyumbang paling berperan adalah seorang Swedia, Frederick Chapman dimana dia menjadi pioneer dalam bidang tahanan kapal (ship resistance), dimana hasil kerjanya menjadi dasar bagi karya beasr William Froude seratus tahun kemudian. Pendekatan ilmiah terhadap ilmu perkapalan lebih maju di Eropa daratan daripada di Inggris sampai dengan sekitar tahun 1850.
Pada masa pertengahan hingga akhir abad ke-19, perkembangan ilmu pengetahuan perkapalan terjadi sangat cepat di Inggris dengan munculnya Scott Russel, Rankine dan Froude.
Adalah hal yang salah dengan menganggap bahwa dunia perkapalan telah sepenuhnya mengesampingkan sentuhan seni dan teknik pembuatan kapal tradisional, dan mengganti sepenuhnya dengan ilmu dan teori metamatis serta pendekatan science.
Pendekatan secara science adalah untuk beberapa hal, antara lain adalah telah terbukti bahwa hanya dengan pendekatan seni, kapal tidak memiliki ketahanan terhadap kecelakaan di laut serta menjamin proses perdagangan bahwa pemilik kapal akan mendapat nilai tambah yang terbaik. Science telah menunjukkan kontribusinya terhadap pengurangan yang signifikan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dari design kapal, disamping juga science tetap membutuhkan tambahan pengalaman yang terus menerus.
Pertanyaannya adalah “Art or Science?”, dan jawaban yang tepat adalah "Naval Architect is the Art and Science".
Tetapi dari sejarah ilmu perkapalan sendiri, kapal pada masa dahulu diperkirakan dibuat secara try & error oleh suku-suku yang tinggal disekitar pantai dan perairan, dimana semua aspek mulai dari material lambung, system penggerak dari dayung, layar sampai mesin dsb, serta system kemudi, stabilitas dll dimulai dengan percobaan-percobaan yang dilakukan oleh pembuat kapal (craftman) pada saat.
Pada abad ke-17 dimana Isaac Newton dan banyak ahli metamatika mulai meletakkan dasar-dasar pengetahuan yang kemudian dijadikan dasar pengembangan ilmu terapan termasuk juga ilmu perkapalan. Pierre Bouguer diakui sebagai bapak perkapalan modern, dimana pada tahun 1746 dengan dia terbitkan buku “Traite’ du Navire”. Dalam buku ini Bouguer meletakkan pondasi dari banyak aspek perancangan kapal (naval architect) yang kemudian dikembangkan pada abad ke-18 oleh Bernoulli, Euler dan Santacilla. Lagrange dan ilmuwan lain juga membuat banyak kontribusi tetapi penyumbang paling berperan adalah seorang Swedia, Frederick Chapman dimana dia menjadi pioneer dalam bidang tahanan kapal (ship resistance), dimana hasil kerjanya menjadi dasar bagi karya beasr William Froude seratus tahun kemudian. Pendekatan ilmiah terhadap ilmu perkapalan lebih maju di Eropa daratan daripada di Inggris sampai dengan sekitar tahun 1850.
Pada masa pertengahan hingga akhir abad ke-19, perkembangan ilmu pengetahuan perkapalan terjadi sangat cepat di Inggris dengan munculnya Scott Russel, Rankine dan Froude.
Adalah hal yang salah dengan menganggap bahwa dunia perkapalan telah sepenuhnya mengesampingkan sentuhan seni dan teknik pembuatan kapal tradisional, dan mengganti sepenuhnya dengan ilmu dan teori metamatis serta pendekatan science.
Pendekatan secara science adalah untuk beberapa hal, antara lain adalah telah terbukti bahwa hanya dengan pendekatan seni, kapal tidak memiliki ketahanan terhadap kecelakaan di laut serta menjamin proses perdagangan bahwa pemilik kapal akan mendapat nilai tambah yang terbaik. Science telah menunjukkan kontribusinya terhadap pengurangan yang signifikan terhadap hal-hal yang tidak diinginkan dari design kapal, disamping juga science tetap membutuhkan tambahan pengalaman yang terus menerus.
Pertanyaannya adalah “Art or Science?”, dan jawaban yang tepat adalah "Naval Architect is the Art and Science".
Sumber asli: disarikan dari basic ship theory
Tidak ada komentar:
Posting Komentar