Selasa, 25 Mei 2010
Metode Top Kill untuk Menutup Kebocoran Sumur Minyak di Laut Dalam
Membaca berita di kompas.com, mengenai bocoran minyak mentah di Gulf of Mexico karena tenggelamnya drilling rig Deepwater Horizon, dimana pihak BP sebagai charterer, betanggung jawab atas tumpahan minyak tsb. Maka, BP bakal menerapkan metode baru penghentian tumpahan minyak. Dimana menurut catatan dari Reuters dan AP pada Selasa (25/5/2010), cara itu disebut "top kill". Ringkasnya, BP akan memompakan lumpur dan semen ke dalam sumur yang meledak. Dengan cara itu, tumpahan minyak diharapkan terhenti.
Kebocoran minyak mulai terjadi lebih dari satu bulan lalu ketika anjungan pengeboran minyak tsb yang dioperasikan atas nama BP meledak dan menewaskan 11 orang. Jutaan barrel minyak meluber ke laut dari pipa sumur yang bocor di kedalaman 1.524 meter di bawah permukaan laut. Tumpahan minyak itu meluber ke laut di dekat Louisiana dan juga mengancam Florida serta Kuba.
Sebenarnya bagaiamana metode "Top Kill" tersebut akan dilakukan, berikut adalah saduran dari http://www.bp.com.
Prosedur Top Kill
Tujuan Utama dari proses top kill ini adalah memompakan lumpur pekat (heavy mud) kedalam sumur sehingga dapat mengurangi tekanan dan kemudian aliran dari sumur diharapkan akan berkurang. Sekali kill mud telah berada didalam sumur dan sumur padam, maka kemudian akan diikuti oleh pemberian semen untuk menutup kebocoran.
Dalam rangka penerapan prosedur top kill ini, BP sedang merancang peralatan dengan kemampuan pompa (killing rate) yang setinggi mungkin, yang mana hal ini tidak menyangkut dengan flow rate minyak dari dalam sumur, peralatan pompa ini untuk memaksa lumpur mengalir masuk kedalam sumur. Metode ini akan dikombinasikan dengan penggunaan fluida pengeboran yang pekat (heavy drill fluid) yang dirancang untuk menghentikan aliran sumur pada akhirnya. Hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya untuk kedalaman laut seperti ini. Hal ini akan sangat rumit – dan melibatkan beberapa prosedur yang rumit berjalan bersamaan.
Deskripsi Rinci dari Prosedur ini.
BP mempunyai kapal Q4000 di permukaan dimana kapal tersebut memiliki sebuah crane besar untuk mengangkat alat-alat berat dan kapal tsb juga akan bertindak sebagai pusat dari peralatan atas air dalam prosedur ini. BP juga memiliki beberapa kapal yang lain: HOS Centerline, dengan peralatan pompa milik Halliburton; HOS Strongline; BJ Service Blue Dolphin dan kapal pompa Halliburton Stim Star IV. Total sejumlah 50.000 barrel lumpur akan berada dilokasi untuk menutup sumur – lebih dari sekedar cukup, tetapi BP menginginkan semuanya siap dalam segala hal. Kapasitas pompa di lokasi lebih dari 30.000 hidrolik horsepower. Lumpur tersebut akan dipompa mauk dengan pipa bor (drill pipe) ukuran 6-5/8 inchi dimana pipa tersebut terhubung dengan Q4000, kemudian lumpur akan melalui selang (hose) berukuran 3 inchi yang kemudian mengalir ke manifold di dasar laut. Lumpur kemudian akan bergerak mengalir ke selang 3 inchi yang lain yag terhubung ke Deepwater Horizon BOP choke dan menutup jalur alirannya.
Dengan manifold ini, akan dapat juga dipompakan ‘junk shot’ jika perlu, untuk menghentikan lumpur penyumbat (kill mud) yang terlalu banyak sehingga akan mengalir keluar melalui bagian atas dari BOP daripada lumpur yang masuk kedalam sumur untuk menghentikan aliran.
Junk shot telah diuji di daratan, dan konfigurasi yang berbeda sedang dicari untuk segala hal yang mungkin membatasi aliran keluar dari riser milik Deepwater Horizon dan tipe material apa yang mungkin membantu untuk mematikan aliran sumur tersebut. Material junk shot dapat termasuk barang-barang yang telah umum diketahui seperti potongan-potongan ban, bola golf dan potongan-potongan tali. Banyak dari peralatan yang sudah berada dilokasi dan persiapan untuk opersi ini sedang berlanjut.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar