Kamis, 25 Maret 2010

Menristek Resmikan Kapal Survei Pemetaan Dasar Laut Buatan ITS

Jakarta - Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional(Bakorsurtanal) meluncurkan kapal survei. Kapal survei itu berjenis Katamaran atau lunas ganda dan bernama KM Tanjung Perak.
Peresmian dilakukan oleh Menristek Suharna Suryapranata di Pelabuhan Marina, Ancol, Jakarta Utara, Kamis (25/3/2010). Kapal dengan lebar 7,7 meter dengan panjang 22,4 meter ini merupakan produk dalam negeri yang merupakan buatan Institut Teknologi Surabaya (ITS) (koreksi: Institut Teknologi Sepuluh Nopember).. Kapal ini dilengkapi dengan teknologi komunikasi seperti GPS, radio, radar komunikasi dan peta elektronik.

KM Tanjung Perak mampu melakukan survei hidrografi yang bisa mengukur hingga kedalaman 60 meter di bawah permukaan laut. Diharapkan dengan adanya kapal ini, survei pemetaan dasar laut yang dilakukan oleh Bakosurtanal menjadi terbantu. "Dengan segala kecanggihan dan kelebihan yang dimiliki kapal ini, tugas-tugas pemetaan Bakosurtanal untuk menjangkau kawasan laut Indonesia lebih mudah dan lebih cepat selesai," ujar Menristek saat meresmikan kapal dengan menggunting pita.

Hadir dalam peresmian tersebut Kepala Bakosurtanal Rudolf W Matindas. Menristek dan Kepala Bakosurtanal sempat menjajal kapal tersebut dengan meninggalkan Pantai Marina.
Pantauan detikcom, di dalam kapal ada ruang tamu, kamar tidur yang berisi 3 ranjang sehingga dapat menampung 6 orang, ada dapur, toilet dan ruang kemudi yang cukup besar. Kapal tersebut berwarna putih.
(nik/fay)

source:detiknews.com

Senin, 22 Maret 2010

FSRU Design Consideration - Topside Production Module

Proses module dari sebuah FSRU terdiri dari sistem vaporisasi/regasifikasi, metering, unloading, turret, seawater intake dan bagian-bagian utilitas. Fabrikasi dari modul-module proses biasanya dilaksanakan secara pararel dengan proses pembangunan struktur lambung. Setiap struktur module haruslah dirancang sedemiakian rupa sehingga tahan terhadap olah gerak FSRU, baik dengan pondasi yang tetap atau sliding terhadap lambung. Topside module tersebut, termasuk system perpipaannya juga harus memperhitungkan defleksi lambung yang terjadi akibat beban gelombang dan kondisi muatan. Deck Utama dari FSRU juga harus cukup kuat untuk menahan berat dari topside production modules yang terpasang diatasnya, meskipun FSRU topside mudules tidak seberat apa yang biasa terpasang pada FPSO.
Sistem Regasifikasi. Vaporizer - Kapasitas dari system vaporizer ini menjadi factor Utama dari keseluruhan performa dari FSRU. LNG vaporisasi dilakukan dengan mengambil panas dari air laut. Dengan LNG bertekanan tinggi (High Pressure - HP) dari HP pumps, gas alam yang tervaporisasi tsb dapat menjaga tekanan untuk tetap tinggi. Pertimbangan rancangan umum yang diambil dari vaporizer ini adalah performa kapasitas vaporisasi, korosi, kekuatan mekanis, thermal load, apek pemeliharaan, factor installasi, afak olah gerak lambung dan factor keselamatan. Vaporizer ini harus deirancang untuk tetap mempunyai aliran yang uniform terlepas adri gerakan lambung yang terjadi. Vaporizer akan memerlukan air laut dalam jumlah besar, dan keefisienan peralatan dan system pipa akan sangat penting dalam hal performa gasifikasi ini.
HP dan LP pump. Fungsi dar LP pump akan mirip dengan yang ada di terminal penerima onshore, dan biasanya ketangguhan operasi mereka cukup terbukti. HP pump dirancang untuk operasi maksimum yang flexible dan alas an keselamatan. Logika-logika keselamatan dari HP pump seharusnya dipersiapkan terangkai dengan system vaporisasi.


Boil Off Gas (BOG) Compressor/ Re-condenser/Flare. BOG adalah LNG pada system yang berubah menjadi gas kembali, BOG dapat dapat di rekondensasi dengan BOG compressor dan system rekondensasi. BOG berhubugan dengan sub-cooled LNG pada wadah rekondensasi dan berkondensi. Pemakaian system rekondensasi akanlebih ekonomis dari sisi pemakaian tenaga listrik dibandingkan dengan mengembalikan BOG ke vaporizer gas outlet, dengan HP compressor. Jumlah maksimum BOG dihasilkan pada saat LNG unloading, dimana jumlah tersebut terdiri dari BOG normal, tambahan BOG yang dihasilkan dari cargo pums, unloading arms, perpipaan dan pergeseran uap LNG di dalam tank selama proses unloading. Tetapi pergeseran uap LNG di dalam tank tersebut dapat dipndahkan ke LNG carrier tanpa menggunakan BOG compressor. Sehingga dalam perancangan ukuran BOG compressor, factor pergeseran uap LNG ini tidak diperhitungkan. Untuk mengantisipasi dengan situasi yang abnormal seperti kegagalan peralatan, perubahan tekanan mendadak dan kondisi off-design, maka dipersiapkanlah sebuah flare system.

Source: Saduran dari:
OTC14098-Design Development of FSRU from LNG Carrier & FPSO Construction Experiences